Suaraakarrumput.com-Catur Ferianto Mungkin adalah salah satu dari sekian gambaran Masyarakat Kecil yang mnederita Akibat Pandemi Covid-19 yang entah kapan Berahirnya ini.
![]() |
Catur Ferianto, Siswa MTs Ya Robi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah |
Masih duduk di Bangku SMP, Catur Ferianto harus membagi waktunya antara sekolah Online dan menjadi Kuli Bangunan demi bisa membeli Handphone untuk ikut kelas Online.
Kegiatan itu Terpaksa Ia lakoni, lantaran Selama Pandemi sekolahnya memberlakukan Kegiatan Pembelajaran Online dan dia tidak memiliki Handphone (HP).
Sejak Awal Pandemi atau Sejak Sekolah mulai memberlakukan Kelas Online, Catur Ferianto selalu meminjam HP kakaknya dalam mengikuti setiap pembelajaran yang di wajibkan Pihak Sekolah
Lambat laun, Ia Pun tidak betah karena setiap mengikuti Kelas Online, Dia harus meminjam HP sang Kakak. belum lagi saat Ia membutuhkan HP, pemilik HP malah tidak ada di tempat.
Resiko Pakai HP pinjam, bgeitulah kira-kira yang ada dalam benak Catur Ferianto sehingga suatu ketika Ia memutuskan Untuk menjadi Kuli Bangunan.
Melansir dari Detik.com, Catur Ferianto merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Ayahnya sudah lanjut Usia dan bekerja serabutan, Sementara Ibu Catur tidak bekerja sama sekali
Dalam setiap pengejaan tugas sekolah pun, Catur Kerap keteteran untuk mengumpulkan tugas-tugas dari sekolahnya. Sebab, Catur harus menunggu HP Milik Kakak Perempuannya yang baru pulang dari tenpat kerja diatas pukul 21.00
“Selama ini setiap mengerjakan Tugas, Saya selalu meminjam HP milik Kakak,” Ujarnya seperti di kutip dari Detik.com, Selasa (27/7/2021)
Keinginan memiliki HP untuk belajar online itulah yang membuat Catur nekad bekerja sebagai Kuli Bangunan. Hasil upah sebagai Kuli bangunan rencananya akan dia gunakan untuk membeli Smartphone.
Sarwasih, Ibu Catur mengaku Dirinya tidak mampu membeli HP untuk Catur sebagai sarana belajar online.
“Selama ini kan sejak ada Korona, belajarnya di rumah. itu perlu HP, kalau mengerjakan tugas itu si Catur pinjam HP Mbak-nya,” Terang Sarwasih
Sarwasih sendiri sebenarnya tidak tega melihat anaknya menjadi Kuli Bangunan. namun kerena keinginan dan tekad yang keras dari sang anak, Sarwasih pun mengijikannya menjadi Kuli.
Meskipun memiliki Postur tubuh kurus kecil, Hal itu rupanya bukan menjadi hambatan bagi Catur untuk mengurangi Porsi kerjanya. Catur tetap bekerja dengan penuh tanggung jawab walaupun Upah yang Ia terima hanya sebesar Rp 50 ribu per hari.
“Anaknya baik, rajin dan cekatan. awalnya waktu minta izin bekerja diaini saya tolak. karena masih kecil,” Ungkap Marmo pemilik rumah tempat Catur bekerja
Namun karena Catur menjelaskan jika Ia bekerja untuk membeli HP agar bisa mengikuti kelas Online dari sekolahnya, ahirnya Marmo pun mengizinkan.
“Tugas dia itu mengayak pasir, mengaduk semen, membersihkan sisa-sisa material. anaknya tergoglong rajin,” Lanjut Marmo.
Ahir Yang Manis Setelah Kisahnya Viral
Setelah Kisahnya Viral, Perwakilan Pemerintah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, yang di wakili Kepala Dinas Pendidikan Amin Hidayat Mendatangi Catur di Lokasi Kerjanya
Amin Mengaku di Tugasi Bupati Untuk memeberikan HP kepada Catur agar anak itu bisa belajar Online.
Mirisnya, Kepada Kepala Dinas, Catur bercerita Jika Tabungannya selama bekerja sudah Rp 150 ribu, uang tersebut tentu belum cukup untuk membeli Smartphone yang Harganya di atas 1 jutaan.
Beruntung, setelah itu Catur diajak Amin Hidayat untuk membeli HP yang di Ingikannya di Konter.
“senang bisa pilih sendiri HP yang diinginkan dan bisa belajar kapanpun, tidak nunggu mbak (kakak perempuan) pulang kerja baru bisa pinjam,” Kata Catur.