Kupang, Suarakarumput.com-Anggota TNI Kodim 1627/Rote Ndao yang dilaporkan aniaya anak dibawah umur Petrus Seuk (13) alias Ba'i. Dia mengaku hanya memukul korban sebanyak 2 kali, yakni dijari tangan dan betis kaki bagian kiri menggunakan ranting bambu kecil.
Ba'i dicambuk karena menipu berulang kali saat menunjuk tempat dimana dia menyembunyikan HP Abri.
"Anak ini sudah saya anggap seperti anak sendiri. Dia sering masuk keluar di rumah saya. Makan minum dirumah saya. Nah waktu itu saya sedang tidur. Saat saya bangun, HP saya yang disimpan di meja sudah hilang. Saya lantas cari informasi dan bersama team siber mendeteksi zona dimana hp saya berada. Ternyata posisinya dibelakang hotel, dan Ba'i ada disitu. Karena dia sudah seperti adik saya sendiri, makanya saya tanya dia baik-baik. Diapun mengaku dia yang ambil HP itu. Dan, setelah itu saya tidak pukul dia. Apalagi aniaya dia sampai pingsan seperti yang diberitakan media lokal disini," ujar Abry.
Menurut Abry, setelah Ba'i mengaku mencuri HP, ia pun menyampaika kronologi hilangnya HP, dan pengakuan Ba'i ke orang tua Ba'i. Namun orang tunya mengatakan 'Pak Dong, ator sa itu anak. Kami sudah tidak bisa ator lagi'. Sikap orang tua itu ternyata dilatari seringnya Ba'i melakukan kenakalan dan mengambil barang orang lain.
"Saya hanya pukul dua kali pakai ranting bambu kecil. Saya pukul dijari tangannya dan dikaki bagian kiri. Selebihnya Keluarganya yang pukul dia," ujar Abri.
"Saya ketok dia punya jari tangan itu, karena ada 10 tempat yang dia bawa kami, katanya dia simpan HP di itu tempat. Ternyata tidak ada. Kita benar-benar capek dibuat keliling 10 tempat itu. Baru ada beberapa tempat yang kita berulang kesitu. Makanya saya ketok dia punya jari dan rotan dia punya kaki. Tidak ada bekas rotan, karena saya rotannya pelan saja. Saya sadar saya badan besar begini, bagaimana mungkin tega memukul anak kecil. Lagi pula dia biasa keluar masuk di rumah saya," beber Abri.
Hal yang sama disampaikan Boy." Ada satu titik dia bawa kami, katanya dia sembunyi HP disitu. Ternyata dipinggir kali. Dan ternyata juga dia tipu kami. Karena HP disitu tidak ada, dan disitu ada Pak RT. Waktu Pak RT lihat kami, dia bertanya, 'ada apa pak?' Kami jelaskan maksud kedatangan kami. Tiba-tiba pak RT itu menunjuk Ba'i, sambil bilang, 'oh anak ini yang dulu masuk Be pu rumah' . Setelah itu kami pulang kembali, dan tidak aniaya dia seperti yang diberitakan. Karena kami sadar betul bahwa dia masih anak-anak yanag masih sangat memerlukan bimbingan orang tua," ungkapnya.