Kupang, Suarakarumput.com--Seorang Mahasiswi semester sembilan (IX) Jurusan PJKR, FKIP, Universitas Nusa Cendana Kupang berinisial FYB (21) di temukan meninggal dunia dalam kamar kosnya, Selasa (10/8/2021).
Korban di temukan di kamar kos milik Nanang Kauh di jalan KB Lestari Nomor 12, RT30/RW13, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Korban pertama kali di temukan ibu kosnya, Ema Muda (42) saat pukul 08.30 wita. Saat itu Ema Muda mengantar bubur karena korban sakit.
"Saya ketuk pintu tapi tidak ada jawaban, saya ketuk lagi dan panggil nama (korban) tapi juha tidak ada sahutan. Biasanya hanya satu kali ketuk dia langsung buka. Tapi kali ini sekitar setengah jam saya ketuk pintu tapi tidak ada jawaban," ujar Ema.
Ema pun memberitahukan kepada suami dan anak kos lainnya. Karena tak di sahuti dari dalam, mereka mencungkil jendela dan menemukan korban sudah tidak bernyawa di atas tempat tidurnya.
Nanang selaku pemilik kos melaporkan kejadian tersebut ke Polisi di Polsek Kelapa Lima.
Di ketahui bahwa mahasiswa itu sudah menjalani vaksinasi sebanyak dua kali.
Vaksin kedua di jalani korban akhir juli 2021 lalu. Seharusnya orang dengan riwayat penyakit akut tidak di perbolehkan untuk vaksin. Namun korban enggan meberitahukan penyakitnya yersebut.
"Sepertinya korban menyembunyikan sakitnya saat di vaksin. Padahal saat itu korban sudah sakit dan seperti kelelahan dan berat badan semakin menuru," kata Ema.
Ema menyampaikan kalau korban berusaha kuat dan tidak memberitahukan sakitnya saat menjalani vaksin sehingga korban bisa menjalani vaksin 2 kali.
Ema dan Nanang mengakui kalau korban sudah 4 tahun menjadi penghuni di salah satu dar 4 kamar kos milik mereka.
Korban yang berasal dari Maumere Kabupaten Sikka cenderung twrtutup dan tidak menceritakan keadaannya maupun keadaan orangbtuanya.
Di ketahui kalau ibu korban sudah beberapa tahun menjadi tenaga kerja di Kalimantan. Sementara ayah korban masih tinggal di Maumere Kabupaten Sikka.
Beberapa teman kos dan pemilik kos memintanya untuk pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatannya.
"Kadang korban mengalami batuk parah jelang subuh dan saya sering bangin mengecek keadaan korban," ujarnya.
Ema juga tidak tega melihat kondisi korban, sehingga Ema berusaha mengajak korban ke rumah sakit. Namun, korban sering menolak dan beralasa tunggu ayahnya datang dari Maumere.
" Saya pernah telepon mobil Brigade Kupang Sehat untuk menjemput korban karena saya lihat berat badan korban makin menyusut, tapi korban menolak," ujar Ema.
Kamis, (8 Agustus 2021) lalu, Ema kembali mengajak korban ke rumah sakit sehingga korban pun diantar oleh kerabatnya ke Puskesmas Oesapa.Hasil pemeriksaan menunjukan kalau korban menderita penyakit TBC Akut dan harus mengonsumsi obat dalam waktu yang lama.
Petugas kesehatan memberikan korban obat dan memintanya untuk datang lagi untuk kontrol setelah dua pekan ke depan.
"Baru empat hari minum obat dari Puskesmas, korban sudah meninggal dunia,"ujar Ema
Ema sendiri rutin mengontrol korban. Hampir setiap pagi Ema mengantarkan bubur untuk ema saat Korban dinyatakan TBC akut.
"Saya layani Korban seperti anak sendiri. Saya banyak mencari informasi dari internet terkait kondisi korbban dan ternyata dugaan saya benar kalau korban sakit TBC," katanya.
Sejumlah rekan sesama Mahasiswi Undana dan kerabatnya masih kerap mengunjungi korban pada Senin, (9/8/2021) malam. Bahkan Rahma kerabat korban sempat menyuapi korban dan meminta meminum obat yang di berikan oleh Puskesmas.
Selain TBC korban memiliki riwayat lambung akut. Sehingga berat badan korban hanya 26 kilogram.
Pasca penemuan jenazah korban, tim gugus tugas dari Kecamatan Kelapa Lima ke lokasi kejadian melakukan tes swab.
Hasilnya, Korban dinyatakan negatif covid-19. Swhingga pengurusah jenazah korban di serahkan ke pihak keluarga.
Aiptu Mick Terru, Ka SPKT Polsek Kelapa Lima mengaku kalau awalnya Polsek Kelapa Lima mendapatkan laporan soal penemuan mayat.
Polsek Kelapa Lima juga menghubungi petugas identifikasi Satuan Reskrim Polres Kupang Kota.
" Tidak ada tanda kekerasan saat kita melakukan pemeriksaan luar. Korban juga negatif covid-19dan di pastikan korban meninggal karena sakit.Pengurusan Jenazah korban selanjutnya kami serahkan kepada pihak keluarga dan pemilik kos," ujar Mick Terru.