Kupang-Tuhan yang Maha Kasih. Disore yang ramai, Kami Lalui Perbatasan Kota. Melepaskan segala kesibukan dan beranjak ke pedalaman sunyi. Kami anak-anakmu berjuang dan belajar. Bukit cinta menjadi saksi, gedung keangkuhan yang tak terawat menjadi kediaman kami saat hujan. Dump truk dan carry menjadi kendaraan kami. Kami berlalu dari kesibukan kota dan kampus.
Sore menjadi waktu yang pas bagi para pejuang untuk beranjak ke tempat pembinaan. Sejumlah mahasiswa beranjak menuju sebuah tempat di pedalaman yang sunyi dan jauh dari keramaian.
Ialah Perkebunan SVD Oehau, tepatnya di Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT. Tempat ini dipilih oleh para Mahasiswa yang terhimpun dalam Wadah IMAPEL untuk menempa diri dan menyambut para anggota baru.
IMAPEL adalah kumpulan para intelek yang masih dan terus mencari dan menggali jati diri. Mereka tidak mau sendiri. Mereka terus memperbanyak kapasitas sebab itulah yang menjadi tugasnya untuk mewujudkan harapan para pendahulu.
Kali ini, Lembah Oehau menjadi saksi atas sejarah baru dalam perjalanan IMAPEL Kupang. Dibawah Kepemimpinan Hironimus Mandrit, sejarah baru terpatri disana, di gedung Perkebunan SVD.
Di lembah Itu, 54 Laskar lahir dan ditempah dengan teriakan para Jendral, para puan yang suaranya mengalahkan dentuman guntur, serta minuman dan makanan ala kadarnya yang disediakan para OC. Kini teriakan dan makanan menjadi peneguh jiwa para laskar.
__________Untuk Para Laskar_________
Datang jangan seperti menikmati pantai saat senja. Datang jangan hanya menikamti keindahannya lalu pergi dan menghilang. Itulah sepenggal harapan dari sang Kakak untuk para laskar.
Datang dan nikmatilah tanpa harus jenuh dan bosan. Datang dan betahlah. Sebab ada hal yang luar biasa setelah itu. Ada cinta juga disana, sabarlah saja. Sambil berproses. Itulah pesan yang medalam untuk para Laskar.
Tatkala kalian bosan, bukalah buku yang kusam dan kotor itu. Buku yang kalian gunakan untuk menulis kisah kalian di Lembah Oehau. Biarlah kenangan itu teringat.