Wakil Bupati Manggarai, Heri Ngabut Menilai Senyum Bidan dan Perawat Menjadi Obat Bagi Orang Sakit -->

Header Menu

Wakil Bupati Manggarai, Heri Ngabut Menilai Senyum Bidan dan Perawat Menjadi Obat Bagi Orang Sakit

Sabtu, 11 Desember 2021

 Suarakarumput.com - Senyum bidan dan perawat dinilai sebagai obat bagi orang sakit. Hal itu disampaikan oleh Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut, di Aula Ranaka, Kantor Bupati pada Kamis, 9 Desember 2021 

Heribertus Ngabut, menyoroti kasus kematian ibu dan bayi di Manggarai serta menyentil perilaku bidan perawat dalam menangani pasien.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, membahas tentang Diseminasi Hasil Kajian Audit Maternal Perintal Surveilans dan Respon (AMP-SR)

Heri Ngabut saat membuka kegiatan di Aula Ranaka.(Foto:ist)

Wakil Bupati Heri Ngabut dalam sambutannya mengatakan, kasus kematian ibu dan bayi menjadi persoalan yang perlu diselesaikan karena menyangkut hidup dan mati manusia. AMP-SR diharapkan mampu menyelami solusi dalam menekan angka kematian ibu dan bayi.

“Hari ini banyak mendengarkan penjelasan narasumber, supaya tahu soal kita, apa penyebab kematian ibu dan anak di Manggarai, dan disebelahnya tentu mengedukasi kita semua dan dari kita kepada masyarakat, tujuannya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi yang kian mencemaskan ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut Heri Ngabut, menyoroti bagaimana perilaku petugas kesehatan terhadap masyarakat.

Menurutnya, melayani masyarakat harus mengikuti budaya Manggarai.

Ia menilai bahwa senyum seorang bidan dan perawat juga menjadi obat untuk  orang sakit

“Jangan pakai pola pelayanan yang tidak cocok dengan sosio budaya kita. Jangan muka asam, harus ramah. Saya tahu kita semua punya niat baik, hanya perlu dijaga dengan baik bagaimana kita urus sesama orang Manggarai, etika dan estetika itu harus tetap diperhatikan. Janagn ada lagi saya dengar ada petugas kesehatan yang meninggalkan puskesmas atau pustu pada saat jam kerja kecuali ada alasan yang jelas,” katanya.

Lebih lanjut, Heri menerangkan bahwa dalam menyelesaikan persoalan kematian ibu dan bayu harus melibatkan banyak sektor untuk melakukan gerakan bersama.

“Jangan habis dengan omong terus, tapi pulang dari sini harus action. Alirkan kebaikan selagi negara memberi ruang dan kesempatan untuk kita. Pastikan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, tunjukan itu kepada rakyat,” ungkapnya

Audit Maternal Perintal Surveilans dan Respon (AMP-SR) merupakan kegiatan penyusunan dan kajian penyebab kematian ibu dan perintal untuk meningkatkan kualitas pelayanan sebagai pembelajaran agar tidak terjadi lagi kasus yang sama pada waktu yang akan datang. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.***