Suaraakarrumput.com--Berikut Bacaan Injil dan Renungan Katolik Jumat 28 Januari 2022
Bacaan Pertama 2 Samuel 11:1-4, 5-10a, 13-17 "Daud Menghina Tuhan dengan cara Berzinah dengan Betsyeba Istri Uria"
11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.
11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
11:3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: "Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu."
11:4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.
11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung."
11:6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: "Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku." Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.
11:7 Ketika Uria masuk menghadap dia, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab dan tentara dan keadaan perang.
11:8 Kemudian berkatalah Daud kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, maka orang menyusul dia dengan membawa hadiah raja.
11:9 Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.
11:10 Diberitahukan kepada Daud, demikian: "Uria tidak pergi ke rumahnya." Lalu berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu?"
11:13 Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.
11:14 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.
11:15 Ditulisnya dalam surat itu, demikian: "Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati."
11:16 Pada waktu Yoab mengepung kota Raba, ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada lawan yang gagah perkasa.
11:17 Ketika orang-orang kota itu keluar menyerang dan berperang melawan Yoab, maka gugurlah beberapa orang dari tentara, dari anak buah Daud; juga Uria, orang Het itu, mati.
Bacaan Injil dan Renungan Katolik Jumat 28 Januari 2022 |
Bacaan Injil Markus 4:26-34 "Hal Kerajaan Allah"
4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka,
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
RENUNGAN
Pada Bacaan Pertama diatas, jika kita perhatikan secara kerohanian, kurang apakah Daud? Selain sebagai raja besar di Israel, ia juga seorang yang diurapi Tuhan dan juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan sehingga hidupnya dikenan oleh Tuhan.
Tetapi karena kelengahannya Daud pun bisa jatuh ke dalam pencobaan, jatuh dalam dosa perzinahan. Iblis benar-benar tahu kapan waktu yang tepat untuk melancarkan serangannya.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Di setiap pergantian tahun biasanya para pendahulu Daud selalu menetapkan sebagai waktu yang tepat untuk maju berperang, menaklukkan musuh atau setidaknya berjaga-jaga mempertahankan apa yang telah diraih.
Namun hal itu tidak dilakukan oleh Daud, ia justru memilih untuk beristirahat dan bersantai-santai dan malah memerintahkan Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel.
"Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya." (2 Samuel 11:2).
Berawal dari melihat inilah Daud jatuh dalam dosa perzinahan. "Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia." (2 Samuel 11:4a).
Sungguh apa yang ditulis Yakobus bahwa "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15).Akibat perbuatannya ini Daud harus menanggung akibat: anak yang dilahirkan Betsyeba mati.
Sadar atau tidak, hidup ini adalah sebuah peperangan, setiap saat kita harus berperang melawan kedagingan kita dan berperang melawan tipu muslihat Iblis.
"Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12).
Karena itu jangan pernah berhenti untuk berjuang, sebab lawan kita yaitu Iblis, terus mengincar kelengahan kita.
Pada Bacaan Injil suci hari ini juga kita diajarkan langsung oleh Tuhan Yesus tentang bagaimana proses pertumbuhan iman kita.
Melalui perumpamaan biji sesawi menekankan bagaimana proses pertumbuhan sebutir benih sekecil apapun ukurannya bila diurus dengan baik maka akan bertumbuh menjadi tunas dan kemudian semakin besar menjadi pohon/batang dan akhirnya berbuah.
Yesus mau jelaskan bahwa hidup ini tidak bisa instant. Kadang kala, kita berdoa sekarang, kita ingin mendapatkan jawaban sekarang juga, karena percaya bahwa di dalam Allah tidak ada perkara yg mustahil.
Tetapi Yesus sedang mau jelaskan bahwa hidup adalah sebuah proses. Melalui proses itu kita dididik, dilatih, disempurnakan oleh Tuhan, melalui proses itu kita diperbaharui oleh Tuhan.
Perumpamaan benih yang tumbuh menekankan pada kepastian bahwa benih yang ditabur pasti tumbuh. Demikian juga Firman Tuhan pasti bekerja membajak hati dan pikiran kita supaya iman kita bertumbuh kuat.
Bagai petani menabur benih di ladang, setelah itu ia harus menyiraminya, memberi pupuk, menyiangi dari tanaman liar, menjaga jangan sampai dimakan atau dirusak hewan, atau kalau ada hama dibersihkan dan semua itu setiap hari ia lakukan.
Hidup dalam doa, firman, persekutuan agar iman terus bertumbuh dan memberikan kesaksian bagaimana mengalami Kasih Tuhan adalah sebuah keharusan.
Sayangnya, tidak banyak orang yang memelihara benih firman agar imannya menjadi kuat dan akibatnya tidak heran bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah mendengar Firman Tuhan sampai bosan menjadi pendengar saja namun tidak berbuah di dalam dirinya.
Yesus pun dalam menghadirkan Kerajaan Allah mirip seperti pertumbuhan tanaman itu. Jika iman kita dipupuk dan dibangun tentu akan membuahkan hasil yang baik dalam kehidupan yang nyata. Benih itu akan bertumbuh bersama dengan cinta Allah dalam kehidupan kita.
Setiap hari lewat berdoa, merenungkan firman Tuhan, berdevosi kepada orang-orang kudus; di sinilah kelihatan iman itu akan bertumbuh seperti biji sawi yang ditanam.
Tentu kita perlu bertanya, bagaimana pertumbuhan iman kita, berbuahkah; atau sebelum berbuah sudah mati? Kerajaan Allah dan iman itu ada di tengah-tengah kita, sehingga kita tak perlu jauh-jauh mencarinya.
DOA
Allah Bapa di Surga, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu yang tunggal, yang telah menjadi manusia, wafat dan bangkit untuk keselamatan kami.
Engkau telah mengutus Roh Kudus pemberi hidup yang berasal dari Bapa dan Putra. Dia telah dicurahkan ke atas kami dan berdiam di dalam hati kami pribadi lepas pribadi, sehingga kami menjadi bait Allah. Dialah penolong sejati, yang membimbing kami kepada seluruh kebenaran.
Ya Bapa, berilah kami iman yang hidup, dan berkati kami agar berani menjadi saksi-Mu di hadapan sesama manusia sepanjang hayat kami, tambahkanlah selalu iman kami akan Putra-Mu Sang Juruselamat kami. Amin.
Demikian Bacaan Injil dan Renungan Katolik Jumat 28 Januari 2022. Semoga kita semua selalu menjadi pembawa kabar gembira bagi sesama dan Iman kita akan Dia semakin bertumbuh. Semoga***