Suarakarumput.com - Berikut Bacaan Injil dan Renungan Katolik Kamis 13 Januari 2022
Bacaan Pertama 1 Samuel 4:1-11
4:1 Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. (4:1b) Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek.
4:2 Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu.
4:3 Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: "Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita."
4:4 Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo, lalu mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian TUHAN semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub; kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu
4:5 Segera sesudah tabut perjanjian TUHAN sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar.
4:6 Dan orang Filistin yang mendengar bunyi sorak itu berkata: "Apakah bunyi sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?" Ketika diketahui mereka, bahwa tabut TUHAN telah sampai ke perkemahan itu,
4:7 ketakutanlah orang Filistin, sebab kata mereka: "Allah mereka telah datang ke perkemahan itu," dan mereka berkata: "Celakalah kita, sebab seperti itu belum pernah terjadi dahulu.
4:8 Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.
4:9 Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki, hai orang Filistin, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!”
4:10 Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki.
4:11 Lagi pula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.
Bacaan Injil Markus 1:40-45
1:40 Seseorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras
1:44 “Ingatlah, Janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."
1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Renungan
Pada Bacaan pertama di atas, dikisahkan bahwa orang Israel kalah dalam pertempuran melawan orang Filistin, bahkan dicatat kira-kira empat ribu orang Israel tewas di medan pertempuran itu. Berkatalah para tua-tua Israel: “Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini?
Orang Israel pun mengajak Tuhan Allah untuk berperang bersamanya, dengan membawa tabut perjanjian Tuhan.
Namun tetap saja mereka kalah bahkan tiga ribu pasukan pejalan kaki mereka tewas.
Lebih dari itu panglima perang mereka tewas dan Tabut Tuhan dirampas.
Lebih dari itu panglima perang mereka tewas dan Tabut Tuhan dirampas.
Tentunya kisah pada bacaan pertama di atas dapat menjadi bahan permenungan bagi kita, mengapa Tuhan tidak membantu orang Israel mengalahkan orang Filistin?
Kisah ini adalah bukti dan tanda kesetiaan manusia kepada Tuhan.
Tabut Tuhan yang menjadi tanda persatuan bangsa Israel dengan Tuhan tidak lagi bermakna karena mereka hidup tidak sesuai dengan sabda Tuhan.
Kemudian Pada Injil hari ini, kita diajarkan tentang bagaimana cara melakukan doa permohonan kepada Tuhan.
Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
Tuhan Allah setia menemani tiap-tiap orang, bahkan Ia memahami dan peduli akan penderitaan yang dialami oleh umat-Nya.
Tapi, apakah manusia selalu setia? atau apakah manusia terlalu sombong dan merasa Allah pasti membantu dengan mengabulkan setiap permohonannya, tentunya kita bisa membedakan apa yang dimaksud dengan permohonan dan perintah bukan?
Tidak jarang kita memohon bantuan Tuhan dengan doa-doa permohonan kita dengan harapan berbagai masalah dan kesulitan dapat teratasi dengan bantuan-Nya.
Apakah yang kita mohonkan terlaksana dan terkabul? bahkan apa yang kerap kita mohonkan terasa seperti sia-sia.
Orang sakit kusta yang disembuhkan oleh Yesus memberi contoh pada kita bagaimana cara memohon dan meminta belas kasih Tuhan.
Kesungguhan dan keteguhan hatinya serta keyakinan bahwa ia akan mendapat pertolongan dari Yesus membuatnya menjadi berani.
Kita tahu pada zaman Yesus orang kusta sangat dikucilkan, ia mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Yesus saat Ia tengah menyendiri.
”Janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam…” ia tidak hanya sembuh dari penyakit kustanya, tapi ia juga sembuh terhadap relasi sosial pada waktu itu.
Ia diterima kembali sebagai anggota masyarakat.
Kuasa Tuhan dapat melakukan apa pun, penderitaan dan masalah yang dialami asalkan kita mau datang dengan rendah hati kepada Tuhan.
Manusia hanya mampu memohon belas kasih Tuhan, bukan berharap Tuhan memberi apa yang dia mau.
Dengan kata lain, jika mengimani atas permohonan kita, dan jika Tuhan mau, maka semuanya akan terjadi.
Dari dua Bacaan di atas dapat kita ambil makna dan pelajaran hidup yang sangat luar biasa di mana pada bacaan pertama kita diajak untuk setia kepada Tuhan.
Kemudian pada bacaan Injil kita diajarkan bagaimana cara kita memohon kepada Tuhan dengan benar.
Nah, dapat kita tarik satu benang merah dari kedua bacaan tadi adalah Setia Kepada Tuhan bukan Berarti Memaksakan Kehendak kita Kepada Tuhan untuk terjadi, Melainkan Setia Kepada Tuhan dan Berserah Penuh kepada-Nya dan Biarkan Kehendak Tuhan yang terjadi atas hidup kita.
Doa
Allah Bapa yang Maha Pengasih, kami mohon utuslah Roh Kudus-Mu atas kami, agar kami senantiasa dapat setia kepada-Mu.
Ajarilah kami untuk selalu mengutamakan Engkau dalam hidup kami, dan Bentuklah kami agar selalu rendah hati dan selalu bersyukur atas segala hal yang Engkau sediakan bagi kami.
Nama-Mu kami Puji kini dan sepanjang masa. Amin.
Demikianlah Bacaan Injil dan Renungan Katolik Kamis 13 Januari 2022, Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan-Nya. Semoga***