Bacaan Injil dan Renungan Katolik Senin 24 Januari 2022 -->

Header Menu

Bacaan Injil dan Renungan Katolik Senin 24 Januari 2022

Patris Trikora
Minggu, 23 Januari 2022

Suaraakarrumput.com-- Berikut Bacaan Injil dan Renungan Katolik Senin 24 Januari 2022

Bacaan Pertama 2 Samuel 5:1-7.10 "Engkaulah yang akan menggembalakan umat-Ku Israel"

5:1 Lalu datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah dagingmu.

5:2 Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel."

5:3 Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.

5:4 Daud berumur tiga puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah.

5:5 Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.

5:6 Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari.

5:7 Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud.

5:10 Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.
Bacaan Injil dan Renungan Katolik Senin 24 Januari 2022



Bacaan Injil Markus 3:22-30 "Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya"

3:22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."

3:23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?

3:24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,

3:25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.

3:26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.

3:27 Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.

3:28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.

3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

3:30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.

RENUNGAN

Dari Bacaan pertama diatas kita diberi pemahaman terkait kepemimpinan. Untuk berhasil menjalankan tugas sebagai pemimpin diperlukan proses yang panjang. 

Salah satu syaratnya adalah mau setia menjalani proses pembentukan karakter yang akan menghasilkan pengakuan dan kepercayaan.

Untuk dapat menjadi raja atas segenap umat Israel, Daud juga harus menjalani proses. Sampai akhirnya, para pemimpin suku-suku Israel menerima Daud sebagai raja.

Paling tidak ada dua alasan yang menyebabkan suku-suku Israel kemudian menerima Daud menjadi raja, yaitu:

1. Keberhasilan Daud dalam peperangan-peperangan di masa lampau, dan

2. Keyakinan bahwa Tuhan menghendaki Daud menjadi gembala bagi umat Israel.

Hasil refleksi atas kepemimpinan Daud serta campur tangan Tuhan dalam proses pemilihan menjadi landasan kuat dalam pengangkatan Daud sebagai raja Israel.

Bangsa Israel mengalami proses pembentukan keyakinan bahwa Tuhan pasti akan menyertai raja yang telah dipilih-Nya. Keyakinan ini terbukti dengan berlangsungnya pemerintahan Daud selama empat puluh tahun (ayat 2-4). 

Kemampuan Daud juga diuji ketika merebut Yerusalem yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan. Merebut Yerusalem merupakan langkah penting dalam penyatuan kerajaan. Bahkan, pertahanan Yerusalem semakin diperkuat (ayat 6-9).

Hal yang terpenting adalah kekuasaan Daud makin lama makin besar karena Tuhan menyertainya. Tuhanlah yang memberikan wibawa kepemimpinan. Tuhan yang telah memilih Daud menjadi raja atas Israel berkenan senantiasa hadir dan menyertai (10).

Tuhan telah memilih dan memanggil kita sebagai kawan sekerja-Nya. Kita perlu terus memperteguh keyakinan kita sendiri bahwa Tuhan juga berkenan hadir dan senantiasa menyertai.

Keberhasilan kita dalam melaksanakan tugas dan panggilan sebagai kawan sekerja Allah dilandasi keyakinan kita akan penyertaan Tuhan sehingga kita mampu melakukan hal-hal yang diperkenan-Nya.


Pada Bacaan Injil Suci hari ini juga mengisahkan tentang bagaimana Yesus memberi pengajaran tentang Kuasa Roh Kudus dan apa konsekuensi yang di terima apabila seseorang "Menghujat Roh Kudus."

Fenomena hujat menghujat akhir-akhir ini marak terjadi bahkan lebih ironinya sampai dipertontonkan dan di sebarkan melalui media sosial.

Menurut kamus bahasa Indonesia, kata menghujat berarti mencela, mencaci.

Menghujat Roh Kudus berarti mencela atau mencaci Allah sebab Roh Kudus adalah Allah Tritunggal, yakni: Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus.

Dengan demikian muncul sebuah pertanyaan: mengapa seseorang menghujat Roh Kudus? Hal ini bisa terjadi karena beberapa kemungkinan antara lain:

1. Tidak tahu Roh Kudus adalah Allah

2. Tidak percaya Roh Kudus adalah Allah

3. Meremehkan Firman Allah

4. Berbeda keyakinan iman

Ahli Taurat, golongan Farisi tidak percaya Yesus adalah Mesias (Juruselamat) dan tidak mengakui Yesus adalah Allah sebab mereka beranggapan Yesus itu manusia biasa yang mengakui dirinya adalah Anak Allah, bahkan sebagai Allah.

Meskipun tanda-tanda mukjizat dilakukan Yesus nampak jelas namun menurut mereka Yesus menggunakan kuasa penghulu setan atau disebut Beelzebul.

Seseorang memutuskan tidak percaya pada sesuatu termasuk hal-hal rohani, akan menolak argumentasi, semua fakta ataupun semua bukti yang mendukung sesuatu yang ditolaknya. 

Setiap orang silahkan berbeda pendapat tetapi hendaknya bijaksanalah dan jangan mencela, mencaci, menghina pendapat dan keyakinan iman orang lain.

Seorang umat Katolik meski percaya pada Yesus namun bisa saja menolak sesuatu yang dilihatnya atau mukjizat dilihatnya itu terjadi karena kuasa Roh Kudus.

Sepanjang tidak mencela, tidak mencaci Roh Kudus maka tidak termasuk kategori menghujat Roh Kudus.

Sungguh ironi bila seorang umat kristiani sampai menghujat Roh Kudus sebab hal ini menunjukkan mengandalkan pikiran atau pendapatnya sendiri dan tidak mau bersandar pada kebenaran Firman Allah. 

Hal ini kemudian di pertegas kembali dalam kitab Amsal 3:5-6 yang berbunyi:

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Seseorang ngotot pada pendapat atau pikirannya, cenderung membentengi diri dengan bersikap antipati pada orang lain yang berbeda pendapat dengan dirinya.

Di jaman Yesus, orang Farisi, ahli Taurat paling ngotot pada pendapatnya bahkan membabi-buta menolak semua bukti yang menunjukkan Yesus adalah Mesias dan Yesus adalah Allah dengan cara terus menerus merekayasa mendesak sampai membunuh Yesus lewat perantaraan orang lain, yakni pemerintahan Romawi yang diwakili Ponsius Pilatus.

Di jaman sekarang pun, hal serupa terulang kembali. Anda bisa saksikan bagaimana sikap seseorang bila berbeda pendapat dengan orang lain; apalagi menyangkut perbedaan keyakinan iman.

Sama-sama satu iman saja masih sering konflik karena perbedaan pendapat soal penafsiran pemahaman Firman Tuhan yang tertulis di kitab suci / Alkitab.

Apalagi perbedaan tatacara beribadah bisa menimbulkan perpecahan padahal tatacara ibadah atau liturgi itu dibuat oleh manusia, dalam hal ini yang berwenang di gereja masing-masing.

Oleh karena itu, Kita umat kristiani secara khusus umat katolik, mari kita menekuni Firman Allah setiap hari dan mohon Hikmat Allah agar pikiran kita dibuka atau diberi pencerahan untuk dapat memahami Firman Tuhan yang kita baca dan kita renungkan.

Dengan memahami peranan Roh Kudus maka kita akan terhindar dari perbuatan mencela, mencaci pendapat saudara seiman tentang Roh Kudus dan Kuasa mukjizat yang terjadi sebab mengerikan akibat menghujat Roh Kudus.

DOA

Allah Bapa sumber pengharapan, Engkau telah mengikat perjanjian dengan semua orang melalui Yesus yang terurapi. 

Semoga kami selalu berpegang teguh pada Dia dan berkembang menjadi umat yang patuh setia. 

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian Bacaan Injil dan Renungan Katolik Senin 24 Januari 2022. Kiranya kita semua selalu dibarkati dalam segala aktivitas kita dan selalu menjadi terang bagi sesama. Semoga***