Bacaan Injil dan Renungan Katolik Rabu 23 Februari 2022
Bacaan Pertama Yakobus 4:13-17 "Andalkan Tuhan dalam setiap Perencanaan"
4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",
4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.
4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Bacaan Injil dan Renungan Katolik Rabu 23 Februari 2022 |
Bacaan Injil Markus 9:38-40 "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu"
9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita."
9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
RENUNGAN KATOLIK
Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan, Pada Bacaan Pertama diatas, telah kita lihat bersama bagaimana pesan Yakobus kepada para pedagang yaitu "Mengandalkan Tuhan dalam setiap Perencanaan"
Siapa di antara kita yang tidak pernah punya rencana dalam hidupnya? Penulis yakin semua pasti memiliki rencana dalam hidupnya. Misalnya suatu saat lulus kuliah, kita pasti memiliki rencana untuk bekerja. Setelah bekerja, pasti ada rencana untuk memiliki rumah, motor, mobil, liburan, dan sebagainya. Setelah itu pasti memiliki rencana untuk menikah, punya anak, dan seterusnya. Semua orang punya rencana, bahkan orang jahat pun pasti punya rencana walaupun rencana mereka adalah rencana untuk berbuat kejahatan.
Bacanan Pertama diatas mengingatkan kita bahwa“Jangan melupakan Tuhan dalam setiap perencanaan”. Berapa banyak di antara kita berlaku seperti apa yang digambarkan dalam ayat 1: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”? Bukankah kita sering memiliki rencana seperti itu? “Tahun ini saya akan membuka usaha ini dan itu”, atau “Tahun depan saya akan jalan-jalan ke negara ini dan itu”, atau “Dua tahun lagi saya akan menikah dengan si anu dan akan bulan madu ke sana”. Tidak ada yang salah memiliki rencana seperti itu.
Ya, tidak ada yang salah dengan perencanaan. Yesus sendiri mengatakan bahwa “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.” (Luk 14:28-30).
Segala sesuatu perlu rencana, bahkan dalam pekerjaan Tuhan pun perlu perencanaan yang matang. Namun yang perlu kita perhatikan di sini apakah rencana yang kita buat itu sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak.
Yakobus mengatakan bahwa seseorang dapat memiliki rencana dalam kehidupannya, namun sesungguhnya rencana yang terbaik itu adalah rencana Tuhan. Segala rencana menjadi sia-sia ketika kita tidak melibatkan Tuhan dalam rencana kita. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kita berkata “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu”.
Kita boleh saja memiliki rencana yang luar biasa, tapi kembali lagi, serahkanlah rencana kita itu ke dalam tangan Tuhan, dan berdoalah “Jika Tuhan menghendaki, saya akan melakukan rencana saya yaitu ini dan itu”. Ketika kita tidak melibatkan Tuhan dalam rencana kita, sesungguhnya kita telah bersikap congkak dan sombong (ayat16).
Bukankah hidup kita hanya sebentar saja? Jika dibanding dengan kekekalan, hidup kita di dunia ini hanya sebentar, bahkan Yakobus mengibaratkan hidup kita di dunia ini sebagai uap yang hanya kelihatan sebentar lalu langsung lenyap. (ayat 14).
Yang harus kita sadari adalah bahwa rencana kita mungkin adalah yang terbaik menurut kita, namun belum tentu terbaik menurut Tuhan. Tapi satu hal yang pasti, adalah bahwa rencana Tuhan itu pasti adalah rencana yang terbaik bagi kita.
Ketika kita menyerahkan rencana kita kepada Tuhan, mungkin saja Tuhan tidak berkenan atas semua perencanaan kita, tapi ketahuilah, Tuhan sedang membuat rencana yang indah bagi kita, yaitu rencana damai sejahtera dan bukan rencana kecelakaan, dan memberikan hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).
Rencana Tuhan mungkin akan membawa kita keluar dari zona nyaman kita. Rencana Tuhan mungkin akan membuat kita harus berkorban banyak, tapi penilis yakin bahwa rencana Tuhan itu selalu memiliki akhir yang indah. Mungkin saat ini kita tidak mengerti apa rencana Tuhan, tetapi pada saatnya nanti kita akan mengerti.
Mari kita sama-sama belajar dari Tuhan Yesus, yang berkata kepada Bapa “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
Saudara/i Kekasih Yesus, dalam Bacaan Injil hari ini Yesus menunjukkan satu sikap yang amat positif yakni sikap toleran terhadap sesama yang tidak segolongan. Markus mengisahkan bahwa pada suatu kesempatan, Yohanes melihat seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan dalam nama Yesus lalu ia dan teman-temannya mencegahnya karena ia bukan pengikut Yesus Kristus. Mungkin saja Yohanes berpikir akan mendapat apresiasi dari Yesus.
Tetapi ternyata Yesus justru membuka dan memperluas wawasan Yohanes dan teman-temannya untuk lebih terbuka lagi kepada sesama yang berbeda pandangan hidup dan keyakinan mereka. Yesus mengatakan kepada Yohanes supaya jangan mencegah mereka karena orang itu tidak mengumpat Yesus. Orang itu tidak melawan Yesus maka ia juga berada di pihak Yesus bersama komunitas para rasul-Nya.
Situasi yang terjadi saat itu adalah, banyak orang memiliki kebiasaan mengusir setan dan roh-roh jahat. Ada di antara mereka mengusir setan dalam nama Yesus (Mrk 9:37.38.39). Ini berarti Yesus memang sangat terkenal sebagai eksorsis. Dalam Kisah para rasul juga terjadi demikian, ada beberapa tukang jampi yang menggunakan nama Tuhan Yesus untuk mengusir setan (Kis 19:13-20). Praksis untuk mengusir setan dalam nama Yesus di kemudian hari menjadi hal biasa di dalam Gereja (Mrk 16:17; Luk 10:17; Kis 16:18).
Yesus menunjukkan sikap toleransi-Nya terhadap orang-orang yang menggunakan nama-Nya untuk mengusir roh-roh jahat. Yesus bersikap demikian karena nama-Nya berarti Allah yang menyelamatkan. Allah menyelamatkan semua orang!
Sikap Yesus seperti ini patut kita ikuti. Sikapnya yang toleran terhadap sesama karena memang nama-Nya memiliki daya menyelamatkan. Sikap Yesus ini juga membuka cakrawala berpikir kita untuk menerima semua orang sebagai saudara. Kita tidak harus menjadi orang yang sombong karena merasa memiliki Yesus.
Injil dan cara hidup-Nya banyak diikuti orang yang tidak seiman dengan kita meskipun mereka mungkin tidak mengenal dan mengimani-Nya. Dengan demikian orang-orang tertentu memiliki permandian kerinduan akan Yesus Kristus. Kita boleh bangga memiliki Yesus. Namanya menyelamatkan semua orang. Janganlah memandang sesama yang bukan katolik sebagai orang lain. Mereka ternyata menjadi saudara yang diberikan Tuhan kepada kita untuk dikasihi.
DOA RENUNGAN KATOLIK
Tuhan Yesus, begitu besar kuasa nama-Mu atas segala mahkhuk sehingga melalui nama-Mu yang kudus mampu menyelamatkan kami semua dari segala macam tipu daya Setan.
Terpujilah nama-Mu kini dan sepanjang masa, Amin.
Demikian Bacaan Injil dan Renungan Katolik Rabu 23 Februari 2022. Kiranya dalam dalam setiap aktivitas, kita melakukan perancangan dengan mengandalkan Tuhan. Dan Yakinlah Rancangan Tuhan pasti yang terbaik. Kemudian, apapun kondisi kita, Ingatlah Nama Yesus selalu dipuji agar kita selalu diberkati. Semoga***