Bacaan Injil dan Renungan Katolik Sabtu 19 Februari 2022
Bacaan Pertama Yakobus 3:1-10 "Dosa Karena Lidah"
3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak juru mudi.
3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,
3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Bacaan Injil dan Renungan Katolik Sabtu 19 Februari 2022 |
Bacaan Injil Markus 9:2-13 "Yesus Dimuliakan di atas Gunung"
9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
9:5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
9:6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
9:8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
9:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
9:10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."
9:11 Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
9:12 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?
9:13 Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia."
RENUNGAN KATOLIK
Dalam Bacaan Pertama yang telah kita dengarkan bersama, St. Yakobus memberikan kita nasihat tentang Pentingnya penguasaan lidah bagi kehidupan orang percaya.
Yakobus mengatakan bahwa lidah itu seperti api, "...ia dapat membakar hutan yang besar." (ayat 5b). Api memiliki kuasa yang sangat dahsyat! Hanya dengan sedikit percikan saja sebuah hutan yang luasnya beratus-ratus hektar dengan aneka ragam pepohonan dapat ludes terbakar dalam sekejap!
Begitu juga lidah manusia, satu organ tubuh yang kecil, namun melalui lidah seluruh tubuh dapat merasakan apakah makanan yang masuk ke dalam mulut itu berasa enak atau pun hambar. Melalui lidah orang pula kita dapat merasakan perkataan-perkataan yang bersifat membangun, menyentuh hati, pujian atau yang menyakitkan dan membuat pedih hati kita, bahkan dengan lidah pula keluar umpatan, caci maki, atau suatu kutukan sekalipun.
Ada ungkapan yang mengatkan bahwa 'lidah itu tak bertulang'. Itu dikarenakan seringnya kita kurang bertanggung jawab terhadap apa saja yang kita ucapkan, dan tidak berpikir panjang tentang dampak perkataan tersebut.
Memang "...tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan." (ayat 8).
Sering kali perpecahan terjadi di antara kita merupakan akibat dari 'lidah yang tak bertulang' ini, misalnya saudara kita tidak lagi datang berkunjung ke rumah kita karena mendengar perkataan yang pedas atau sindiran dari saudara lainnya.
Perhatikan! Kita harus bisa menjaga lidah kita. Bagaimana? Dengan cara menaklukannya di bawah pimpinan Roh Kudus, sehingga lidah kita tetap terjaga dan tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Maka dari itu kita harus berani berkata, "Aku hendak menjaga diri, supaya jangan aku berdosa dengan lidahku; aku hendak menahan mulutku dengan kekang..." (Mazmur 39:2). Biarlah kita menggunakan lidah kita untuk memuji nama Tuhan, bersaksi tentang pekerjaan-pekerjaan-Nya yang besar dan memberitakan kabar keselamatan kepada siapa pun yang kita temui.
Dalam Bacaan Injil hari ini kita sama-sama telah mendengar tentang Yesus yang dimuliakan diatas gunung dan bagaimana Petrus, Yakobus dan Yohanes "Dikejutkan Oleh Kemuliaan Tertinggi."
Dengan demikian, Apa yang bisa kita pelajari dari perikop ini? Apa saja kejadian yang ada dalam perikop ini?
Di ayat yang ke 2 kita melihat Petrus, Yakobus dan Yohanes dibawa Yesus ke sebuah gunung yang tinggi. Selain mereka tidak ada orang yang lain lagi. Apa yang mereka lakukan di sana? Baik kitab Markus maupun kitab Matius tidak mencatat apa yang mereka lakukan. Tapi kalau kita perhatikan catatan di kitab Lukas, maka kita akan tahu apa yang mereka lakukan. Lukas 9:28 berbunyi “Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa”.
Ternyata Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus ke atas gunung untuk berdoa. Kejadian berikutnya adalah Yesus berubah rupa di depan mata mereka, wajah-Nya bercahaya seperti matahari, pakaian-Nya putih bersinar seperti terang (Mat. 17:2), pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat (Mrk. 9:3); pakaiannya menjadi putih berkilau-kilauan (Luk. 9:29).
Dalam kemuliaan-Nya nampaklah Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kejadian ini tidak berlangsung lama, hanya sekejap saja, Musa dan Elia hilang dalam pandangan mereka. Mereka dikejutkan oleh kemuliaan tertinggi. Walaupun terkejut tapi mereka bersukacita karena dapat menyaksikan peristiwa ini.
Lalu apakah yang dapat kita pelajari dari kejadian ini? Ada 3 hal penting yang dapat kita pelajari dari Bacaan Injil hari ini yaitu:
- Kemuliaan Tuhan membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes mengalami kebahagiaan yang luar biasa Kemuliaan yang mereka lihat mengubah suasana hati mereka. Markus 9:2-13 memang tidak begitu jelas melukiskan bagaimana suasana hati mereka sebelum naik ke atas gunung, tetapi sebelum naik ke atas gunung Yesus menceritakan bagaimana Dia harus menderita. Hati mereka pasti susah, tetapi bersyukur ketika mereka melihat kemuliaan Tuhan di atas gunung, hati mereka begitu bergembira. Markus 9:5 Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”
- Kemuliaan Tuhan membuat mereka takut. Perasaan takut ini bukan karena ada ancaman bahaya, atau karena melakukan kesalahan. Takut di sini mengambarkan betapa tidak layaknya mereka melihat akan kemuliaan Tuhan yang luar biasa. Maka dikatakan karena takut mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan selain ungkapan betapa sukacitanya mereka. Dengan melihat kemuliaan Tuhan itulah membuat mereka semakin takut akan Tuhan (Mrk. 9:6 bandingkan Mat. 17:7).
- Kemuliaan Tuhan membuat mereka merendahkan hati di hadapan Tuhan. Catatan Matius memberitahukan kita: “Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan (Matius 17:6). Pancaran sinar kemuliaan Tuhan membuat mereka tertunduk dan merendahkan hati di hadapan Tuhan. Betapa agungnya kemuliaan Tuhan memenuhi hati mereka.
Saudara terkasih, hari ini atau pada zaman ini mungkin kita tidak melihat kemuliaan Tuhan secara langsung seperti yang dialami oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes. Kejutan dari kemuliaan Tuhan mungkin tidak akan terjadi pada saat ini, tetapi kemuliaan Tuhan sudah dinyatakan pada 2000 tahun yang lalu melalui kelahiran Yesus Kristus.
Oleh sebab itu, kiranya kemuliaan yang sudah kita terima dapat membuat kita senantiasa bersukacita di dalam hidup ini walaupun ada persoalan atau kesulitan. Kemuliaan melalui Yesus Kristus yang kita terima membuat kita hidup semakin takut akan Tuhan dan merendahkan hati di hadapan Tuhan.
DOA RENUNGAN KATOLIK
Allah Bapa Mahabaik, kami bersyukur atas segala karya kebaikan-Mu yang membuka hati kami untuk memuji dan memuliakan-Mu. Semoga melalui sabda-Mu yang boleh kami renungkan hari ini dapat semakin meneguhkan iman kami untuk mampu berbagi kasih kepada sesama kami.
Ajarilah kami pula untuk selalu menggunakan lidah kami untuk berucap kebaikan dan jangan biarkan kami menyakiti hati sesama kami melalui perkataan dan perbuatan kami.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
Demikian Bacaan Injil dan Renungan Katolik Sabtu 19 Februari 2022. Kiranya Kasih Tuhan selalu menyertai kita dan melalui kasih-Nya kita juga tergerak untuk menyebarkan kasih tersebut kepada sesama. Semoga***