Hari Orang Sakit Sedunia Ke-30 Jumat 11 Februari 2022 ini Pesan Paus Fransiskus -->

Header Menu

Hari Orang Sakit Sedunia Ke-30 Jumat 11 Februari 2022 ini Pesan Paus Fransiskus

Rabu, 09 Februari 2022

Pesan Paus Fransiskus 
SUARAKARUMPUT.COM - Hari Orang Sakit Sedunia Ke-30 Jumat  11 Februari 2022
ini Pesan Paus Fransiskus.

Memperingati hari orang sakit sedunia akan dirayakan setiap tanggal 11 Februari setiap tahunnya.

Tahun 2022 ini merupakan tahun yang ke-30 setelah ditetapkannya hari memperingati orang sakit seluruh dunia.

Memperingati hari tersebut Pemimpin gereja Katolik Roma Paus Fransiskus memberikan pesan yang menyentuh hati.

Berikut pesan Paus Fransiskus untuk hari orang sakit sedunia ke-30 Jumat  11 Februari 2022 ini.

Saudara dan saudari terkasih. 

Tiga puluh tahun yang lalu, Santo Yohanes Paulus II mencanangkan Hari Orang Sakit Sedunia untuk mendorongumatAllah, lembaga-lembaga kesehatan Katolik, dan masyarakat sipiluntuk semakin memperhatikan orang sakit dan merekayangmerawatnya.

Kita bersyukur kepada Tuhan atas kemajuanyangdicapai Gereja-Gereja partikular selama bertahun-tahundiseluruh dunia. 

Banyak kemajuan telah didapat, namunjalanmasih panjang untuk memastikan bahwa semua orang sakit, jugamereka yang tinggal di tempat dan situasi yang sangat miskindan terpinggirkan, menerima perawatan kesehatan yangmerekabutuhkan, serta perawatan pastoral yang dapat membantu mereka menanggung penyakit mereka dalampersatuandenganKristus yang disalibkan dan bangkit. 

Semoga Hari OrangSakitSedunia ke-30 – yang perayaan penutupannya, karenapandemi, tidak akan berlangsung di Arequipa, Peru seperti yangdirencanakan, namun di Basilika Santo Petrus di Vatikan–membantu kita bertumbuh dalam kedekatan danpelayanankepada orang sakit dan keluarga mereka.

1. Murah hati seperti Bapa 

Tema yang dipilih untuk Hari Orang Sakit Seduniake-30 ini  “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamuadalahmurah hati” (Luk. 6:36)

mengajak kita pertama-tamamengarahkan pandangan kepada Allah yang “kaya akanbelaskasih” (Ef. 2:4). 


Dia selalu menjaga anak-anak-Nya dengankasihseorang bapa, bahkan ketika mereka berpaling dari-Nya. 

Belaskasih adalah nama Tuhan yang luar biasa. Belas kasihdipahamibukan sebagai perasaan sentimental sesaat, tetapi sebagaikekuatan yang selalu hadir dan aktif yang mengungkapkansifatTuhan. 

Pemahaman ini menggabungkan kekuatandankelembutan. Untuk alasan inilah, kita dapat mengatakandengantakjub dan syukur bahwa belas kasih Allah mencakupbaikkebapaan maupun keibuan (lih. Yes. 49:15). 

Tuhanmemeliharakita dengan kekuatan seorang ayah dan kelembutanseorangibu. Dia tak henti-hentinya ingin memberi kita hidup barudalam Roh Kudus. 2. 

2. Yesus, belas kasih Bapa 

Kesaksian tertinggi dari cinta Bapa yang penuhbelaskasih bagi orang sakit adalah Putra tunggal-Nya. 

Injil seringmenceritakan perjumpaan Yesus dengan orang-orangyangmenderita berbagai penyakit! Ia “berkeliling di seluruhGalilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dankelemahan di antara bangsa itu” (Mat. 4:23). 

Ada baiknyakitabertanya kepada diri kita sendiri mengapa Yesus menunjukkanperhatian yang begitu besar kepada orang sakit, sedemikianrupasehingga Ia menjadikannya yang terpenting dalamperutusanpara rasul, yang diutus oleh Sang Guru untuk mewartakanInjildan menyembuhkan orang sakit (bdk. Luk. 9:2). 

Seorang filsuf abad XX mengemukakan alasanuntukini: "Rasa sakit benar-benar mengisolasi, dan isolasi mutlakinimenimbulkan kebutuhan untuk menarik yang lain, untukmemanggil yang lain".

Ketika seseorang dalamkedagingannyamerasa lemah dan menderita karena sakit, hatinya menjadi berat, sangat takut, mengalami ketidakpastian yang semakinmeningkatdan mempertanyakan makna dari apa yang sedang terjadi dalamhidupnya itu. 

Bagaimana kita bisa melupakan, dalamhal ini, semua pasien yang selama masa pandemi menghabiskanakhirhidup mereka dalam kesendirian, di unit perawatanintensif, meski dibantu oleh petugas kesehatan yang murah hati, namunjauh dari keluarga, orang yang mereka cintai dan orang yang paling penting dalam hidup mereka? 

Ini membantukitauntukmelihat betapa pentingnya kehadiran kita sebagai saksi cintakasih Allah yang mengikuti teladan Yesus, belas kasihBapa, untuk menuangkan minyak oles penghiburan dananggurharapan pada luka orang sakit.

3. Menyentuh daging Kristus yang menderita

 Undangan Yesus untuk berbelas kasih seperti Bapamemiliki makna khusus bagi para petugas kesehatan. 

Saya mengingat semua dokter, perawat, teknisi laboratorium, staf pendukung dan perawat orang sakit, serta banyak sukarelawan yang menyumbangkan waktu mereka yang berharga untuk membantu orang-orang yang menderita. 

Para petugas kesehatanyang terkasih, Anda melakukan pelayanan bersama orangsakitdengan kasih dan kompetensi, melampaui batas profesi Andadan ini menjadi suatu misi. 

Tangan Anda, yang menyentuhdaging Kristus yang menderita, bisa menjadi perpanjangantangan belas kasih Bapa. 

Sadarilah martabat besar profesi Anda, serta tanggung jawab yang menyertainya. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas kemajuanyang telah dicapai oleh ilmu kedokteran, khususnya belakanganini. 

Teknologi-teknologi baru telah memungkinkanuntukmempersiapkan terapi yang sangat bermanfaat bagi orangsakit. 

Penelitian terus memberikan kontribusi yang berhargauntukmengatasi patologi lama dan baru. Kedokteran rehabilitasi telahsangat mengembangkan keahlian dan keterampilannya. Namun, semua ini jangan sampai membuat kita melupakankeunikansetiap pasien, martabat dan kerentanannya.

Pasienselalulebihpenting daripada penyakitnya, dan untuk alasan inilah, setiappendekatan terapeutik tidak dapat mengabaikanupayamendengarkan pasien, riwayatnya, kecemasan dan ketakutannya. Bahkan ketika tidak ada kemungkinan untuk sembuh, perawatanselalu dapat diberikan. 

Selalu dimungkinkan untuk menghibur, selalu dimungkinkan untuk membuat orang merasakankedekatan yang mementingkan orangnya daripada penyakitnya. 

Untuk alasan inilah, saya berharap bahwa pelatihan-pelatihanyang diberikan kepada para petugas kesehatanhendaknyamemampukan mereka untuk mengembangkankapasitasmendengarkan dan berelasi dekat dengan orang lain. 

4. Pusat perawatan sebagai “rumah belas kasih” 

Hari Orang Sakit Sedunia juga merupakan kesempatanyang baik untuk memusatkan perhatian kita pada pusat-pusatperawatan. 

Selama berabad-abad, belas kasih kepada orangsakittelah menggerakkan komunitas Kristiani membukabanyaksekali “penginapan orang Samaria yang baik hati”, di manakasihdan perhatian dapat diberikan kepada orang-orangdenganberbagai jenis penyakit, terutama mereka yangtidakmendapatkan jawaban atas persoalan kesehatannya, kemiskinan, pengucilan sosial, atau kesulitan mengobati penyakit tertentu. 

Dalam situasi ini, anak-anak, orang tua, dan mereka yangpalinglemahlah yang paling sering membayar mahal harganya. Dalamsemangat belas kasih seperti Bapa, para misionaris yangtakterhitung jumlahnya telah mengiringi pewartaan Injil denganpembangunan rumah sakit, apotek, dan tempat-tempatperawatan. 

Itu semua adalah karya-karya berhargayangmelaluinya kasih Kristiani telah terlihat nyata dan kasihKristus, yang disaksikan oleh para murid-Nya, menjadi lebih meyakinkan. Saya mengingat terutama orang-orang di daerah termiskindibelahan bumi tempat kita berada, di mana terkadangmerekaperlu melakukan perjalanan jarak jauh untuk menemukanpusatperawatan, yang meskipun dengan sumber daya terbatas, menawarkan apa yang tersedia. 

Perjalanan kita masihpanjangdan di beberapa negara, akses ke perawatan yang memadaimasih tetap menjadi kemewahan. Kita melihat ini, misalnya, dalam kelangkaan vaksin yang tersedia untuk melawanCovid-19di negara-negara miskin; tetapi terlebih lagi kurangnyapengobatan untuk penyakit yang membutuhkan obat-obatanyang jauh lebih sederhana. 

Dalam konteks ini, saya ingin menegaskankembalipentingnya lembaga kesehatan Katolik: mereka adalahharta5 berharga yang harus dilindungi dan dilestarikan; kehadiranmereka telah membedakan sejarah Gereja, menunjukkankedekatannya dengan yang sakit dan yang miskin, dandengansituasi yang diabaikan oleh orang lain

Betapa banyak pendiri keluarga-keluarga religius yang telah mendengarkantangisansaudara-saudari mereka yang tidak memiliki akses ke perawatanatau dirawat dengan buruk, telah memberikan yangterbaikdalam pelayanan mereka! 

Hari ini pun demikian, bahkandinegara-negara yang paling maju, kehadiran merekaadalahberkah, karena selain merawat tubuh dengan semuakeahlianyang diperlukan, mereka selalu dapat menawarkanpersembahan amal kasih, yang berfokus pada orangsakit itusendiri dan keluarga mereka. 

Di saat budaya membuangmerajalela dan kehidupan tidak selalu diakui layakuntukdisambut dan dijalani, bangunan-bangunan ini, seperti “rumahbelas kasih”, dapat menjadi teladan dalammelindungi danmerawat semua kehidupan, bahkan yang paling rapuhsekalipun, dari awal hingga akhir hayatnya.

5. Belas kasih pastoral

Kehadiran dan kedekatanDalam tiga puluh tahun terakhir, pastoral kesehatanjugasemakin diakui pelayanannya yang tak tergantikan. Jika diskriminasi terburuk yang diderita oleh orang miskin–danorang sakit berarti miskin dalam kesehatan  adalah kurangnya perhatian rohani, kita tidak bisa tidak menawarkan kepadamereka kedekatan Tuhan, berkat dan sabda-Nya, sertaperayaansakramen dan dukungan untuk perjalanan pertumbuhandanpendewasaan iman

Dalam hal ini, saya ingin mengingatkansemua orang bahwa kedekatan dengan orang sakit danpelayanan pastoral mereka bukan hanya tugas pelayanantertentu yang ditunjuk secara khusus; mengunjungi orangsakitadalah undangan yang diberikan Kristus kepada semuamurid6 Nya. 

Banyak sekali orang sakit dan lanjut usia yang tinggal dirumah dan menunggu kunjungan! Pelayanan penghiburanadalah tugas bagi setiap orang yang dibaptis, ingat sabdaYesus:“ketika Aku sakit, kamu melawat Aku” (Mat 25:36). 

Saudara dan saudari terkasih, melalui pengantaraanMaria, Bunda Kesehatan, saya mempercayakan semuaorangsakit dan keluarga mereka. Dengan bersatu bersamaKristus, yang menanggung penderitaan dunia atas diri-Nyasendiri, semoga mereka menemukan makna, penghiburan, dankepercayaan. 

Saya berdoa untuk para petugas kesehatandi manapun berada, agar dengan penuh belas kasih, merekadapatmempersembahkan perawatan yang memadai dankedekatanpersaudaraan mereka kepada para pasien.

Demikianlah pesan Paus Fransiskus untuk hari orang sakit sedunia ke-30 Jumat  11 Februari 2022 ini.***