Bacaan Injil dan Renungan Katolik Selasa 5 April 2022
"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Bacaan Pertama Yohanes 8:31-42 "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
"Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Apa yang Ku lihat pada Bapa, itulah yang Ku katakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapa mu."
Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepada mu, yaitu kebenaran yang Ku dengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah."
Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapa mu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dia lah yang mengutus Aku.
RENUNGAN KATOLIK HARI INI
Saudara terkasih dalam Kristus, Sejak semula orang-orang Yahudi membanggakan diri sebagai bangsa pilihan. Dengan demikian mereka memperoleh hak-hak istimewa status itu.
Bahkan dengan status itu mereka seolah secara legal boleh merendahkan dan manganggap orang lain tidak bisa selamat, atau bukan golongan yang layak diselamatkan.
Orang-orang Yahudi bangga karena leluhur mereka adalah Abraham. Tetapi mereka melupakan bahwa semua manusia sama di hadapan Tuhan.
Sebagai keturunan Abraham, mereka sudah merasa diri merdeka karena Abraham tidak pernah menjadi hamba siapa pun.
Dalam Bacaan Injil diatas kita melihat Yesus mengoreksi pendapat orang-orang Yahudi itu dengan menjelaskan perutusan-Nya di dunia yaitu menjadi raja kebenaran.
Allah telah berbicara banyak tentang kebenaran baik melalui para nabi atau melalui Yesus sendiri sebagai puncak-Nya yang menyatakan tentang kebenaran itu sendiri.
Yesus sendiri mengatakan: “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Orang tidak akan sampai kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6).
Dalam gambaran ini, jelas sekali bagaimana Yesus adalah Sang Kebenaran sendiri yang berbicara langsung kepada umat manusia.
Perdebatan antara Yesus dan orang Farisi dan ahli Taurat terus makin memanas, yang puncaknya adalah penyaliban Kristus di kayu salib hina. Dalam perdebatan itu, Yesus selalu mengungkapkan kebenaran yang tak terbantahkan.
Yesus sendiri telah menegaskan bahwa Diri-Nya merupakan kebenaran itu sendiri, karena kebenaran itu pada dasarnya berasal dari Allah sendiri.
Kalau sekiranya manusia ingin memperoleh kebenaran itu, maka belajarlah tentang kebenaran yang diwartakan oleh Yesus sendiri.
Siapa yang berbuat dosa dia menjadi hamba dosa. Sabda Allah sanggup memberikan kebebasan sejati. Dengan menerima Yesus sebagai Sang Sabda yang hidup maka kita akan diselamatkan.
DOA RENUNGAN KATOLIK
Terima kasih Tuhan, telah memampukan kami melihat kebenaran-Mu melalui Kristus Yesus Putera-Mu. Tolonglah kami agar selalu hidup dalam kerendahan hati dan dalam kebenaran dengan mengikuti teladan Kristus. Amin.
Demikian Bacaan Injil dan Renungan Katolik Selasa 5 Maret 2022. Kiranya kebenaran Kristus menyala-nyala dihati kita sehingga kita dapat hidup menurut kebenaran sejati. Semoga***