BOS! Aku Hanya Bawahan Bayaran dari Kaum Berduit -->

Header Menu

BOS! Aku Hanya Bawahan Bayaran dari Kaum Berduit

Sabtu, 25 Juni 2022

SUARAAKARRUMPUT.COM -- BOS! Aku hanya bawahan bayaran dari Kaum kaya Berduit. 

(Realita Penggunaan kata BOS)

Warga sudah akrab menggunakan kata bos dalam pergaulan.

Tak hanya dipakai untuk saling menyapa. Tapi, ada tulisan kata bos ditambahi keterangan menempel pada oto di kaca depan atau bagian belakangnya.

Tertulis kata-kata berbahasa Indonesia dan ada pula bahasa Inggris: “Big Boss” “Bos Kecil” “Boss Black” Bos Hitam.

Tulisan tersebut melekat pada roda empat angkutan barang berukuran kecil open cup dan roda enam berukuran sedang serta oto truk berukuran besar.

Boss dalam linguis Inggris berarti kepala, atasan, majikan.

Kemudian kata bos menjadi kosa kata bahasa Indonesia. Kata serapan berasal dari bahasa asing.

Kata bos dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti orang yang menjadi pemimpin, orang yang berkuasa mengawasi, orang yang berkuasa membayar, orang kaya dan berduit.

Aku bertanya di hatiku ini: ada apa gerangan kata bos dilekatkan pada oto? 

Kukira ada cerita di baliknya. Dewasa ini sedang terjadi pergeseran dari menyapa bos buat seorang berduit menjadi sapaan basa-basi guyon dan kasih sayang keakraban dalam pergaulan warga seharian.

Kadang-kadang om sopir melekatkan kata bos termotivasi oleh guyonan dari sesama teman dekatnya. Mungkin karena sukses. Ia ‘pegang uang berkecukupan’ dari hasil kerja keras menyetir oto angkutan penumpang atau muat antar barang. Atau bisa saja sopirnya bernaluri seni. Ia merias otonya untuk memudahkan siapa saja yang bakal menggunakan jasa angkutan.

Tulisan itu bermaksud membedakan mobilnya dari oto yang lain. Ya, ia menunjukkan riasan kekhasan otonya.

Sapaan bos tak hanya hiasan belaka, tapi barangkali pendorong semangat kerja.

Ia menjadi ‘tuan’ atas dirinya dan bukan sebagai bawahan dari majikan.

Bekerja dengan penuh kesadaran tanpa menunggu perintah atasannya. Ia menjadi bos atas dirinya dan pekerjaannya.

Oh, kukenangkan sopir tua renta

Duduk di teras rumah

Berapa tahun kau menyetir oto truk angkut pasir dan batu

Berapa banyak kelokan-kelokan yang mengejutkan kau tempuh

Aku tak tahu berapa duit terkumpul

Kuingat upah dari bos cukup buat hidup keluarga sehari-hari

Aku tak punya celengan di masa tua

Suatu ketika aku dipecat

Bos bilang tata buku berhitung rugi

Karena setoran kurang

Wah, aku bukan bos

Aku hanya bawahan bayaran dari kaum kaya dan berduit.

Benediktus Kasman Pegiat Sosial, tinggal di Maumere, Flores
(Foto: Benediktus Kasman, Pegiat Sosial, tinggal di Maumere, Flores)