Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Minggu 10 Juli 2022 (Siapakah Sesamaku Manusia) -->

Header Menu

Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Minggu 10 Juli 2022 (Siapakah Sesamaku Manusia)

Patris Trikora
Sabtu, 09 Juli 2022

Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Minggu 10 Juli 2022 (Siapakah Sesamaku Manusia)




Bacaan Injil Lukas 10:25-37 "Siapakah Sesamaku Manusia?"


25: Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

26: Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"

27: Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

28: Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

29: Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"

30: Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

31: Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.

32: Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

33: Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

34: Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

35: Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

36: Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"

37: Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Renungan Katolik Hari Ini Minggu 10 Juli 2022 (Siapakah Sesamaku Manusia)


Saudara terkasih dalam Kristus, Bacaan Injil Hari Ini memaparkan percakapan Yesus dengan seorang ahli Taurat tentang "orang Samaria yang baik hati."

Inti percakapan itu, "Siapakah sesamaku manusia?" Pertanyaan ini bertitik tolak dari hukum kasih, "kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Luk. 10: 27).

Sekalipun bertujuan untuk mencobai Yesus, seorang hukum Taurat bertanya kepada Yesus "siapakah sesamaku manusia?" Bagi orang Yahudi, sesama adalah satu agama dan satu bangsa.

Yesus menjelaskan, "siapakah sesamaku manusia" dalam bentuk perumpamaan. Yesus memulai perumpamaan itu, ada seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho (Luk. 10: 30), dia adalah seorang Yahudi.

Orang itu jatuh ke tangan penyamun dan merampoknya habis-habisan bahkan memukulinya sampai terluka parah kemudian meninggalkannya.

Dalam perumpamaan ini, Yesus menempatkan korban itu sebagai seorang yang harus ditolong. Yesus menyebutkan ada beberapa orang yang berjalan melalui jalan itu, yaitu jalan tempat si korban yang sedang terkapar setengah mati.

Orang pertama yang lewat adalah imam dan kedua seorang Lewi. Kedua orang itu adalah pejabat bait Allah.

Imam dan orang Lewi adalah orang Yahudi yang memegang teguh Torah dan mempertahankan kekudusannya dari perbuatan yang najis. Seorang imam dan seorang Lewi itu melewati si korban itu dari seberang jalan.

Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur.

Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: awatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

Perlu kita pahami bersama bahwa sudah sejak lama, orang Yahudi dan Samaria terlibat permusuhan etnis dan agama.

Hal ini membuat orang Yahudi menganggap mereka lebih hina daripada orang kafir. Bahkan, setiap orang yang disentuh atau ditumpangi oleh orang Samaria adalah sudah najis, sama halnya rumah penginapan juga najis, apabila orang Samaria menginap di tempat itu.

Bahkan orang yang bergaul dengan orang Samaria dianggap sudah najis. Di akhir percakapan Yesus dengan seorang ahli Taurat, Yesus bertanya, "Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" (Luk. 10: 36).

Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya". Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Luk. 10: 37).

Ahli Taurat ini telah mengetahui yang benar, tetapi belum menerapkan pengetahuan itu. Kegagalannya melakukan hukum Taurat bukan disebabkan karena kurangnya penjelasan, melainkan disebabkan oleh kurangnya rasa mengasihi.

Dengan demikian hukum untuk mengasihi sesama manusia adalah turut memberi kehidupan yang sepantasnya bagi semua makhluk hidup.

Dalam hal mengasihi sesama orang Yahudi membuat batasan dengan hanya sesama orang Yahudi. Di luar suku Yahudi dianggap sebagai orang-orang najis yang layak untuk dimurkai dan tidak perlu untuk dikasihi.

Apalagi jika berkaitan dengan orang Samaria, ada catatan yang menyebutkan bahwa bagi orang Yahudi, makan bersama dengan seorang Samaria adalah sama artinya dengan makan bersama babi dan ini najis hukumnya.

Mengasihi sesama merupakan bukti yang otentik bahwa seseorang sungguh-sungguh mengasihi Allah.

Tidak mungkin untuk mengasihi Allah dan membenci orang yang diciptakan menurut gambar-Nya.

Perumpamaan yang disampaikan Yesus ini bukan sekedar kisah menolong orang dengan kasih yang tulus.

Kisah ini juga meruntuhkan batas-batas kesombongan manusia. Terkadang seseorang akan cenderung mencari pembenaran diri, tidak menjalankan kebenaran yang sudah berkali-kali kita dengar, menutupi ketidaktaatan kita dengan berbagai aktivitas pelayanan, atau mendefinisikan perintah Tuhan sesuai dengan standar penilaian kita sendiri.

Kasih itu perlu bukti, dan mengasihi sesama adalah suatu tindakan nyata, bukan sekedar konsep.

Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa hati yang berbelas kasihan kepada sesama selalu berujung suatu tindakan atau aksi yang kongkret tanpa memandang agama, golongan, suku, kelompok, dan sebagainya.

Doa Renungan Katolik Hari Ini Minggu 10 Juli 2022 (Siapakah Sesamaku Manusia)


Ya Allah yang penuh kasih, kami mohon berilah kepadaku semangat dan kekuatan untuk berbuat baik kepada sesama, dan memahami secara sungguh arti sesama kami, Amin.

Demikian Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Minggu 10 Juli 2022 (Siapakah Sesamaku Manusia). Kiranya Kasih Tuhan yang terus mengalir dalam setiap langkah hidup kita dapat kita bagikan kepada sesama. Semoga dan Selamat Berhari Minggu***