Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Jumat 2 September 2022 (Menemukan Tuhan Dalam Kesederhanaan) -->

Header Menu

Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Jumat 2 September 2022 (Menemukan Tuhan Dalam Kesederhanaan)

Patris Trikora
Rabu, 31 Agustus 2022

Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Jumat 2 September 2022 (Menemukan Tuhan Dalam Kesederhanaan)


"Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?


Bacaan Injil Lukas 5:33-39 "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?"


33: Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum."


35: Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

36: Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.

37: Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.

38: Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.

39: Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."

Renungan Katolik Hari Ini Jumat 2 September 2022 (Menemukan Tuhan Dalam Kesederhanaan)


Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan, dalam Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang bagaimana orang Farisi mengkritisi Yesus terkait hal berpuasa dan juga sembahyang.

Namun Persoalannya bukan tentang apakah kita melaksanakan puasa atau tidak. Melainkan apa alasan kita melakukannya?

Kita melihat orang Farisi mempertanyakan cara Yesus melatih para murid-Nya yang berbeda dengan tradisi.

Murid Yohanes Pembaptis sama seperti murid kaum Farisi sering berpuasa dan sembahyang, sedangkan, murid-murid Yesus berbeda dan keluar dari tradisi itu.

Saat itu, Lewi, seorang pemungut cukai yang sudah menjadi murid Yesus, sedang menjamu mereka makan.


Tentu saja, jawaban ini bersifat retoris. Orang Yahudi melakukan ritual puasa untuk memperingati hari pendamaian (Im. 16: 29, 31); untuk memperingati malapetaka dalam sejarah bangsa Yahudi; sebagai tanda berdukacita; pernyataan untuk pertobatan; disertai doa untuk memohon pertolongan Tuhan.

Puasa juga menandakan bahwa seorang tidak puas dengan situasi yang ada dan mengharapkan Mesias agar segera datang membawa keselamatan.

Tradisi Yahudi memang melarang orang berpuasa saat perjamuan kawin. Itu sebuah pantangan karena dianggap tidak menghormati mempelai.

Kedatangan Kerajaan Allah digambarkan seperti perjamuan kawin. Mesias (mempelai) sudah hadir, lalu untuk apa berpuasa? Justru, itu saatnya untuk merayakan kegembiraan.

Tiga perumpamaan yang mengikutinya memiliki pesan serupa yaitu Yesus ingin mengajarkan bahwa berpuasa tanpa kejelasan alasan adalah sia-sia, melainkan disiplin rohani, seperti, doa, puasa, dan membaca Alkitab adalah sarana untuk melatih kepekaan kita dalam merasakan kehadiran Allah dalam pengalaman hidup sehari-hari.

Dengan begitu, orang yang dekat dengan-Nya tidak lagi risau dengan segala peraturan keagamaan. Sebaliknya, dia seharusnya menjadi semakin membumi. 

Kegembiraan akan memenuhinya karena dia bisa berjumpa dengan Tuhan lewat peristiwa sederhana, misalnya, melihat senyum Tuhan dalam tawa anak kecil.

Doa Renungan Katolik Jumat 2 September 2022 (Menemukan Tuhan Dalam Kesederhanaan)


Tuhan, karuniakanlah kami kegembiraan dalam merasakan kehadiran-Mu melalui hal-hal sederhana yang kami alami dan rasakan setiap hari, Amin.

Demikian Bacaan Injil dan Renungan Katolik Hari Ini Jumat 2 September 2022 (Menemukan Tuhan Dalam Kesederhanaan). Kiranya kita senantiasa bersyukur atas segala rahmat dan cinta yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Semoga***