Wolobobo, Serpihan Surga dari Jemari Ilahi yang Jatuh di Ngada Flores -->

Header Menu

Wolobobo, Serpihan Surga dari Jemari Ilahi yang Jatuh di Ngada Flores

Sabtu, 27 Agustus 2022

 Wolobobo, Serpihan Surga dari Jemari Ilahi yang Jatuh di Ngada Flores

(Foto: Benediktus Kasman)


Wuss...Hoe....Luar Biasa!


Suara-suara decàk wisatawan lokal terdengar mengagumi puncak Wolobobo.


Angin sepoi basah mengacak-acak rambut hingga dandanan tak apik lagi.


Bergegas mengenakan sarung atau jaket bila tiba getar menggigil kedinginan.


Handphone(Hp) dan kamera siaga di tangan. Mengabadikan momen selama berada di sini.


Masing-masing pengunjung dipenuhi kesibukan berpotret dan bergaya jurus selfi.


Aksi ‘ombeng-ombeng’ berfoto dalam grup kecil mengundang kelucuan diselingi senyum dan riuh ketawa ngakak menambah suasana rileksasi.


Kegiatan mengambil gambar berlatar objek suguhan alam sesuai minat masing-masing.


Semua bermaksud buat ‘ole-ole cindera mata’ dibawa pulang. Tentu saja suatu saat nanti menjadi memori tak terlupakan.


Pengunjung terus datang beregu menjumpai lokasi. Ada wisatawan bule dan lainnya pengunjung lokal dari berbagai daerah.


Karena itu tempat ini boleh dibilang “kerumunan suku bangsa internasional”. 


Peristiwa alam bisa terekam seperti terlihat awan merayap naik ke puncak gunung Inerie.


Lalu melayang bergerakturun terbentang menutupi rumah-rumah warga di lembah dan pucuk-pucuk beragam hutan kayu mengiring sunset.


Persis momen sunset sepertinya memanggil siapa saja yang datang berkunjung untuk bergegas memotret.


Pengambilan foto dari titik spot pelataran sepanjang punggung bukit.


Kamera dan Hp membidik ke ujung barat memburu matahari merebah ke peraduan malam menjadi kesibukan utama.


Menyaksikan keseruan memotret seakan-akan lagi ada “festival lomba fotografer”.


Dan satu lagi gunung Ebu Lobo (2.128 mdpl, meletus terakhir941) terpantau amat terang di timur.


Hamparan tanah dari kaki hingga lereng-lereng Wolobobo ditumbuhi pohon-pohon eukaliptus (eucaliptus spp.).


Atau Warga setempat meyebutnya kayu ‘ampupu’. Tegakan lurus berbaris menambah suasana semarak.


Wolobobo telah menjadi salah satu tempat berwisata di kabupaten Ngada-Flores. 

Berada di ketinggian 1700 mdpl berdaya ‘hipnotis’ melenturkan pikiran-pikiran tegang dan meluweskandiri di kala baper.


Perjalanan dari kota Bajawa dengan menggunakan travel umum sambil memutar lagu khas daerah bermusik rap.

Salah satunya terdengar ngiang di kepala:

Ikimeae...ikimeae...

Wadotalo anae...taloanae...

Heeeikimeae...